Banyak hal-hal unik yang terdapat di Pulau Kalimantan, salah satu nya adalah budaya suku Dayak yang mendiami pulau terbesar di Indonesia ini. Diantara sekian banyak budaya yang melekat di kehidupan suku Dayak adalah wanita bertelinga panjang.
Bukan tanpa alasan mereka memanjangkan telinga tersebut. Sejarah membuktikan pria maupun wanita suku Dayak jaman dulu beralasan, jika memiliki telinga panjang akan dapat menunjukan status bangsawan yang ia sandang. Tak hanya itu, wanita yang memiliki telinga panjang akan merasa lebih cantik.
Lebih dari itu, telinga yang berukuran panjang juga bisa menunjukan umur
seseorang. Mudah saja, jika jumlah anting yang menggantung di
telinganya berjumlah 60 buah, maka dapat dipastikan umur orang tersebut
adalah 60 tahun. Karena memasang anting hanya dilakukan setahun sekali.
Sejak lama saya memiliki niat untuk bertemu langsung dengan suku Dayak
bertelinga panjang di kampung asli nya. Dari berbagai informasi yang
saya dapat, Kaltim memiliki beberapa tempat yang bisa ditemui orang
bertelinga panjang. Diantaranya desa Sungai Bawang dan Pampang di Karang
Mumus.
Matahari pagi bersinar hangat saat saya melaju di jalanan beraspal di
sekitar pusat kota Samarinda. Sungai Mahakam tampak sibuk dengan segala
aktivitas sungai nya. Kapal-kapal pengangkut batubara berseliweran di
atas sungai, tak kalah sibuk dengan laju kapal kecil atau ketinting
sebutan akrab warga Samarinda. Kota tepian ini tak hanya menawarkan
pesona Mahakam, tenun Samarinda, Islamic Center serta Citra Niaga saja,
tapi ada banyak hal yang bisa temui di ibukota Kaltim ini. Salah satu
tempat menarik yang ingin saya kunjungi adalah Desa Pampang. Sebuah
perkampungan tradisional suku Dayak Kenyah yang masih kuat
mempertahankan tradisi di tengah-tengah modernitas yang seakan-akan tak
mengenal batasan wilayah dan waktu.
Saya tak sendiri. Ditemani salah satu sahabat di Samarinda, saya
menumpang sepeda motor saja menuju Pampang. Jarak yang lumayan jauh dari
gemerlap perkotaan mungkin menjadi salah satu penyebab kenapa pesona
kehidupan di Pampang masih tradisional. Jika Jakarta punya Situ Babakan
yang menjadi objek wisata budaya, Kaltim memiliki Pampang. Sejak
beberapa tahun lalu, Pampang ditetapkan sebagai desa wisata budaya. Tak
heran jika desa yang berada di Kecamatan Karang Mumus ini cukup terkenal
dikalangan wisatawan baik domestik maupun asing, khususnya bagi mereka
yang pernah ke Kaltim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar