Penasaran
dengan pampang yang dijadikan salah satu wisata andalan Samarinda.
Meskipun pernah tinggal di kampung dayak kenyah di hulu bahau, pengen
juga jalan-jalan ke pampang. Kabarnya harus bayar mahal untuk nonton
acara kesenian dan memotret warga Kenyah.
Sebuah kesalahan kecil
yang berakibat fatal: kurang informasi dan datang tidak pada waktu yang
tepat. Acara kesenian hanya diadakan pada hari minggu jam 14.00-15.00.
Saya datang jam sepuluh pagi, terlalu lama untuk menunggu acara.
Jadi..hanya berkeliling lamin melihat persiapan acara, dan pastinya
foto-foto juga. Karena sudah diingatkan teman, saya berhati-hati untuk
tidak memotret warga dayak dengan pakaian adat, apalagi yang bertelinga
panjang, karena bakalan diminta bayaran 25 ribu sekali jepret. Mahal
banget ya? Tapi saya dapet juga tuh nyuri foto si bapak lengkap dengan
pakaian adat plus kacamata hitam, meski nggak jelas yak..
Untuk
nonton acara keseniannya hanya bayar 15 ribu, tapi entah kenapa untuk
foto menjadi semahal itu. Ini karena sadar wisata atau pemerasan ya?
Kalau menurut saya sih terlalu mahal dan justru membuat pengunjung tak
ingin kembali lagi.
Lagi-lagi soal pengelolaan. Kalau saja
wisata di pampang dikemas lebih menarik, bukan melulu tari-tarian dan
foto bersama warga dayak, pastilah bisa menarik lebih banyak pengunjung.
Kalau saja pengelola lebih serius membuat paket-paket wisata dimana
pengunjung juga bisa merasakan kehidupan dan budaya Dayak
Kenyah....kalau saja...ah..cuma berandai-andai.
inside.jpg
welcome.jpg 1 Komentar
beauty.jpg
lamin.jpg
ke...lamin.jpg
tangga ato perosotan.jpg Komentar
pemimpin upacara.jpg
totem.jpg
bening-gendongan bayi-.jpg Komentar
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar