Halaman

Jumat, 01 Februari 2013






Penasaran dengan pampang yang dijadikan salah satu wisata andalan Samarinda. Meskipun pernah tinggal di kampung dayak kenyah di hulu bahau, pengen juga jalan-jalan ke pampang. Kabarnya harus bayar mahal untuk nonton acara kesenian dan memotret warga Kenyah.

Sebuah kesalahan kecil yang berakibat fatal: kurang informasi dan datang tidak pada waktu yang tepat. Acara kesenian hanya diadakan pada hari minggu jam 14.00-15.00. Saya datang jam sepuluh pagi, terlalu lama untuk menunggu acara. Jadi..hanya berkeliling lamin melihat persiapan acara, dan pastinya foto-foto juga. Karena sudah diingatkan teman, saya berhati-hati untuk tidak memotret warga dayak dengan pakaian adat, apalagi yang bertelinga panjang, karena bakalan diminta bayaran 25 ribu sekali jepret. Mahal banget ya? Tapi saya dapet juga tuh nyuri foto si bapak lengkap dengan pakaian adat plus kacamata hitam, meski nggak jelas yak..

Untuk nonton acara keseniannya hanya bayar 15 ribu, tapi entah kenapa untuk foto menjadi semahal itu. Ini karena sadar wisata atau pemerasan ya? Kalau menurut saya sih terlalu mahal dan justru membuat pengunjung tak ingin kembali lagi.

Lagi-lagi soal pengelolaan. Kalau saja wisata di pampang dikemas lebih menarik, bukan melulu tari-tarian dan foto bersama warga dayak, pastilah bisa menarik lebih banyak pengunjung. Kalau saja pengelola lebih serius membuat paket-paket wisata dimana pengunjung juga bisa merasakan kehidupan dan budaya Dayak Kenyah....kalau saja...ah..cuma berandai-andai.


inside.jpg
  

welcome.jpg
 1 Komentar 

beauty.jpg
  

lamin.jpg
  

ke...lamin.jpg
  

tangga ato perosotan.jpg
 Komentar 

pemimpin upacara.jpg
  

totem.jpg
  

bening-gendongan bayi-.jpg
 Komentar 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar